Senin, 06 September 2010

Gajah, Keledai, Manusia

Tahukah Anda, binatang apa yang paling kuat ingatannya? Jawabnya adalah gajah! Ada idiom, "You have a memory like an elephant". Karena gajah tidak pernah lupa.

Menurut scientist, gajah memiliki kemampuan untuk mengingat segala-galanya. Ia ingat saat sejak bayi apapun yang ia lalui, di mana lokasi makanan, di mana keluarga terdekatnya, bahkan lokasi sungai yang paling dekat. Di banyak kebudayaan seperti Asia - India, China, Persia - gajah adalah lambang wisdom.

Berat otak gajah 5 kilogram, paling berat di antara makhluk darat yang hidup saat ini. Otak gajah memiliki kemampuan unik: ia bisa memancarkan kesedihan, membuat musik, menciptakan seni, bermain dan menggunakan alat-alat, memiliki belas kasihan, dan kesadaran diri. Meskipun besar, gajah bisa berenang nonstop selama 6 jam sepanjang 50 kilometer.

Otak Besar, Masalah Besar

Masalahnya, mereka (gajah) tidak dapat memilih memory yang bermanfaat dan tidak bermanfaat. Jika gajah dapat mengendalikan pikirannya, ja bisa menjadi penguasa hutan yang sangat kuat dan powerful.

Di sebuah arena sirkus ada satu hal yang mengejutkan, gajah tidak membutuhkan kandang. Mungkin kita dapat mengurung singa, beruang, dan harimau tapi tidak pernah ada kandang untuk gajah.

Lalu bagaimana cara menahan makhluk yang sangat kuat ini dari niatan melarikan diri?

Ini dia, yang mereka lakukan hanya mengikatkan seutas tali (atau rantai tipis) ke kaki gajah dan mengikatnya ke sebuah batang yang ditancapkan ke tanah ketika gajah masih bayi. Sekali kakinya sudah terikat, maka ia tidak akan mencoba melarikan diri lagi.

Sekarang, apakah Anda pikir gajah yang memiliki kekuatan besar tersebut tidak mampu menghancurkan rantai atau tali tersebut bila dia mau? Tentu saja bisa dan mampu, bahkan bisa menumbangkan sebuah pohon. Tapi mengapa dia tidak memutuskan tali tipis yang melingkar dikakinya?

Para pawang membiarkan gajah-gajah tersebut memiliki keyakinan bahwa dia tak bisa memutuskan tali tersebut. Keadaan ini berlangsung sejak kecil, yaitu dengan cara ketika seekor bayi gajah lahir dan masih terlalu lemah untuk berjalan bahkan berdiri, mereka (para pawang) mengikat kaki gajah kecil itu ke sebuah batang yang ditancapkan ke tanah. Dan dapat dipastikan ketika bayi gajah tersebut mencoba berlari menuju induknya, ia tidak dapat memutuskan tali tersebut.

Pernah ada cerita seekor gajah yang mati terbakar dengan ikatan rantai kecil di kakinya. Suatu ketika ada pertunjukan sirkus di suatu kota, tiba-tiba gedung sirkus itu terjadi kebakaran. Hewan-hewan di dalam mulai berlarian. Nah ada seekor gajah yang kakinya diikat dengan rantai kecil. Ketika api makin membesar, sang gajah pun tetap berada di dalam gedung itu dan akhirnya ia mati terbakar.

Lawannya Gajah

Ada binatang lain yang sangat bertolak belakang dengan gajah, yaitu keledai. Bedanya jika gajah adalah binatang yang tidak dapat men-delete memory, keledai adalah binatang yang tidak dapat menyimpan memory.

Manusia

Nah, manusia bukan gajah dan bukan keledai. Kita bisa mengingat dan memilih untuk melupakan. Sayangnya, kita seringkali salah memilih. Kita memilih untuk mengingat kegagalan, kesedihan, dan kekecewaan kita dan melupakan kemenangan, kesuksesan, keberanian, kebahagiaan, kemampuan yang telah diakumulasi selama hidup.

Tips saya hari ini, jangan menjadi gajah, jangan jadi keledai, tapi jadilah manusia yang tercerahkan. Pilih untuk mengingat kebaikan, bukan keburukan. Catat semua kebaikan dalam hati setiap orang dan lupakan kekhilafan mereka. Bersyukur dan fokus pada kebaikan...

Be Enlightened!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar